Akibat kondisi cuaca hujan deras disertai angin membuat lalu lintas penerbangan di Bandara Adisutjipto ditutup. Hujan deras dengan angin tersebut juga membuat jarak pandang di Bandara Adisutjipto hanya sekitar 500 meter, padahal di Bandara Adisutjipto Yogyakarta ini jarak pandang minimal adalah 1.200 meter dan akibatnya ada lima aktivitas penerbangan yang terganggu.
Menurut informasi Manager Operasi Bandara Adisutjipto, akibat hujan disertai angin tersebut ada beberapa pesawat terpaksa tidak bisa mendarat. Pesawat Garuda nomor penerbangan 212 jurusan Jakarta-Yogyakarta gagal mendarat di bandara itu dan pesawat Garuda tersebut akhirnya batal mendarat di Yogyakarta serta diputuskan balik ke Bandara Soekarno-Hatta.
Kemudian pesawat Mandala nomor penerbangan 349 jurusan Balikpapan-Yogyakarta. Pesawat Mandala ini sampai sekarang belum bisa mendarat dan masih menunggu jarak pandang aman serta Wing Air nomor penerbangan 1812 dari Bandung juga gagal mendarat..
Dua pesawat lainnya yang gagal tinggal landas adalah pesawat Garuda nomor penerbangan 211 tujuan Jakarta dan Lion nomor penerbangan 557. Kedua pesawat itu masih sampai sekarang masih menunda penerbangan dan masih parkir di Bandara Adisutjipto Yogyakarta.
Staf Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Bambang Subadio, mengatakan, BMKG sebelumnya sudah menyampaikan peringatan bahwa 9 hingga 11 Maret akan muncul cuaca ekstrim di Sumatera dan Jawa.
Dengan diterbitkannya surat Dirnav Penerbangan AU/772/DKP 285/2010 tertanggal 19 Feb 2010 tentang pengaturan penerbangan Instrumen maupun visual yang melaksanakan tinggal landas maupun pendaratan dalam kondisi cuaca jelek atau jarak pandang dibawah minimna tidak lagi terjadi penutupan bandara karena jarak pandang berdasarkan flight vis CASR 91 atau Pilot decision. Tentunya dengan telah diterbitkannya surat tsb berarti SKEP 5671 /2006 tidak berlaku lagi,Kenapa bandara Adi Sucipto ditutup?